Selasa, 12 Juli 2011

Abstraksi

ABSTRAKSI
WAWAN SETIAWAN, 2009. Pengaruh latihan pliometrik terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw di SMU Negeri 15 Makassar. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Univertsitas Negeri Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk latihan pliometrik yaitu latihan Knee Tuck Jump dan Cross Jump terhadap kemampuan smesh kedeng pada permainan sepak takraw, dan apakah ada perbedaan pengaruh latihan KneeTuck Jump dan latihan Cross Jump terhadap kemampuan smesh pada permainan sepak takraw.
Penelitian ini bersifat eksperimen dengan dua variabel bebas yaitu latihan Knee Tuck Jump dan latihan Cross Jump, dengan satu variabel terikat yaitu kemampuan smesh kedeng pada permainan sepak takraw. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMU Negeri 15 Makassar, secara random dipilih 30 orang siswa dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A berjumlah 15 orang siswa yang diberi perlakuan latihan Knee Tuck Jump dan kelompok B berjumlah 15 orang siswa yang diberi perlakuan latihan Cross Jump. Teknik analisis diolah dengan cara menggunakan sistem SPSS Versi 13.00 pada taraf signifikan 95% atau α 0,05.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil : Ada pengaruh yang signifikan latihan Knee Tuck Jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw diperoleh nilai t hitung (to) sebesar -14.146 (P ≤ 0,05). Ada pengaruh yang signifikan latihan Cross Jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw diperoleh nilai t hitung (to) sebesar -5.684 (P ≤ 0,05). Ada perbedaan pengaruh antara latihan Knee Tuck Jump dan Cross Jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw diperoleh nilai t hitung (to) sebesar 1.565 (P ≤ 0,05).

Pengaruh latihan pliometrik terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sepak Takraw merupakan olahraga tradisional bangsa-bangsa di Asia Tenggara termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang terlebih dahulu memainkan sepak takraw adalah Sulawesi Selatan (Makassar), Sumatera Barat (Minang Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan) dan Jawa Barat (Banten), semua merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Daerah-daerah inilah yang terlebih dahulu dan aktif memasalkan, mengembangkan, dan meningkatkan olahraga Sepak Takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah Sulawesi Selatan dan Riau selalu unggul dalam prestasi dan menjadi juara pada kejuaraan-kejuaraan nasional.
Dewasa ini permainan Sepak Takraw tidak lagi dimainkan dengan bola terbuat dari rotan melainkan sudah memakai bola yang terbuat dari fiber (Synthetic Fiber). Sepak Takraw yang merupakan asli Bangsa Indonesia sudah sewajarnya dapat dibanggakan karena olahraga ini kian populer dan menjadi salah satu cabang yang kerap dipertandingkan pada skala regional, nasional, maupun internasional yang pada gilirannya dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa. Olahraga sepak takraw telah banyak dikenal dan berkembang di seluruh Masyarakat Indonesia yang telah terbukti dengan adanya klub-klub Sepak Takraw dari masing-masing propinsi di Indonesia yang ikut serta dalam kejuaraan tingkat nasional. Dalam meningkatkan prestasi optimal pada berbagai kejuaraan atau pertandingan di tingkat regional, nasional, dan internasional perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pelatih, atlet, dan penataan organisasi yang baik. Khususnya pembinaan klub-klub atau pelajar yang merupakan aset paling esensial dan potensial untuk digarap, apalagi sepak takraw merupakan cabang olahraga yang sedikit unik bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya.
Keunikan sepak takraw yang kita ketahui dominannya unsur senam dan gerakan akrobatik sebagai dasar keterampilan menuju kematangan prestasi dapat digarisbawahi, bahwa tanpa pembinaan sejak usia dini akan sulit melahirkan atlet yang berprestasi optimal. Permainan sepak takraw bukan lagi olahraga tradisional rekreatif yang hanya dimainkan sebagian masyarakat Indonesia, tetapi sepak takraw telah menjadi olahraga modern kompetitif yang dimainkan dan diakui keberadaannya oleh masyarakat dunia.
Permainan ini menjadi kegemaran bangsa-bangsa di  Asia Tenggara sebagai kegiatan pengisi waktu luang. Sejak abad ke-15 oleh Bangsa Indonesia olahraga ini disebut sepak raga, di Thailand lebih dikenal dengan takraw, di Philipina dinamakan sipa, di Birma disebut Ching long, Sri Lanka disebut raga, dan Negara Laos disebut kator. Menurut Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa (1992:2). “Asalnya permainan sepak takraw itu belum dapat diketahui secara pasti yang jelas pengenalan pertama permainan sepak takraw di Indonesia adalah ketika tim sepak takraw Malaysia dan Singapura berkunjung ke Jakarta pada tahun 1970”. Perkembangan sepak takraw sangat progresif, dilihat dari adanya kejuaraan-kejuaraan dunia dimana jumlah negara yang ikut serta semakin meningkat. Australia dan Amerika Serikat merupakan negara dari beberapa negara di luar Asia yang tidak pernah absen dalam kejuaraan dunia.
Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang menggunakan aktivitas fisik untuk memperagakan keterampilan gerak dengan tujuan tertentu. Tinjauan perilaku motorik mengungkapkan bahwa kesegaran motorik dan kesegaran jasmani sangat besar pengaruhnya bagi aktivitas fisik dalam melakukan keterampilan gerak. Muchammad Sajoto (1988:43) mengungkap dalam bukunya tentang komponen motor fitness dan kesegaran jasmani seseorang antara lain : ”Kesegaran cardiovaskular, kesegaran kekuatan otot, kesegaran keseimbangan tubuh, kesegaran kelentukan, koordinasi, keseimbangan, kecepatan dan daya ledak”.
Setiap cabang olahraga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda termasuk dalam cabang olahraga sepak takraw. Perbedaan ini tentunya akan memerlukan penanganan yang berbeda pula, yaitu penanganan yang disesuaikan dengan karakteristik olahraga yang dibina. Dengan kata lain bahwa pembinaan olahraga sepak takraw dituntut untuk bisa melakukan cara melatih yang tepat agar tujuan dari latihan dapat berhasil dengan baik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi pemain sepak takraw, diantaranya adalah unsur fisik dan teknik. Unsur fisik yang dibutuhkan adalah kekuatan, kecepatan, daya ledak dan kelentukan sedang unsur teknik yang dimaksud dalam permainan sepak takraw antara lain adalah sepakan, main kepala, mendada, memaha, dan membahu.
Unsur fisik dan unsur teknik merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa fisik yang baik pemain tidak dapat menguasai teknik bermain sepak takraw dengan baik, begitu juga sebaliknya, permainan sepak takraw tidak dapat dimainkan dengan baik dan sempurna tanpa penguasaan teknik yang baik.
Smesh adalah salah satu teknik permainan sepak takraw. Smesh merupakan serangan terakhir yang banyak menghasilkan angka, salah satunya adalah smesh kedeng. Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat melakukan smesh dengan baik membutuhkan penguasaan teknik melompat, menendang serta ketepatan mengarahkan bola pada sasaran. Penguasaan smesh tersebut dapat dilatih dengan cara atau metode tertentu. Salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan unsur fisik dan unsur teknik tersebut adalah  latihan pliometrik.
Pliometrik adalah salah satu jalan dan merupakan bentuk latihan untuk mencapai tenaga ledak untuk semua kegiatan olahraga. Ploimetrik berhubungan dengan latihan yang bersifat kontraksi-kontraksi otot yang kuat dan cepat sebagai respon pada kecepatan perubahan dinamik dan peregangan pada otot-otot terlibat. Latihan pliometrik yang dimaksud adalah knee tuck jump dan cross jump, dimana kedua bentuk latihan ini dapat meningkatkan power dan fleksibilitas seorang pemain bila dilakukan  dengan sungguh-sungguh dan dilaksanakan dengan giat secara progresif.
Sesuai dengan pengamatan di lapangan masih banyak siswa yang kurang menguasai keterampilan smesh, terkhusus pada siswa SMU Negeri 15 Makassar yang berpotensi untuk melahirkan atlet-atlet sepak takraw masa depan.
Dalam usaha meningkatkan keterampilan smesh, maka perlu adanya kemampuan menggunakan kekuatan lompatan, kelentukan dan ketepatan mengarahkan bola pada saat melakukan smesh.
Beranjak dari penjelasan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka perlu adanya pembuktian secara ilmiah dengan melalui penelitian. Untuk itu peneliti mengangkat judul “Pengaruh latihan pliometrik tehadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw”.

B.  Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu adanya jenis latihan pliometrik yang dapat meningkatkan kemampuan smesh yang belum diketahui jenis latihan yang memberikan hasil lebih baik. Jenis latihan pliometrik yang dimaksud dan akan diteliti adalah latihan knee tuck jump dan cross jump.
Dengan demikian masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1.    Apakah ada pengaruh latihan knee tuck jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw ?
2.    Apakah ada pengaruh latihan cross jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw ?
3.    Apakah ada perbedaan pengaruh latihan knee tuck jump dan cross jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw ?

C.  Tujuan Penelitian

Dalam penelitian selalu ada tujuan yang diharapkan. Menurut Sutrisno Hadi (1987:271) bahwa : “Penelitian pada umumnya untuk menentukan kebenaran dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan”. Oleh karena itu penelitian ini  bertujuan :
1.    Untuk mengetahui pengaruh latihan knee tuck jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw ?
2.    Untuk mengetahui pengaruh latihan cross jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw ?
3.    Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan knee tuck jump dan cross jump terhadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw ?

D.  Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai beriikut:
1.    Memberikan gambaran pada para pembina olahraga sepak takraw dalam melakukan proses latihan terkait dengan metode latihan yang efektif dan efisien.
2.    Menambah pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani dalam memberikan pembelajaran tentang olah raga pilihan sepak takraw terkhusus pada siswa SMU Neg. 15 Makassar.
3.    Dapat memberikan contoh variasi bentuk latihan bagi atlet sepak takraw pada saat berlatih.
4.    Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti melalui pengamatan lapangan.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Teori yang dikemukakan disini adalah teori yang berhubungan dengan variabel penelitian sehingga dapat melengkapi kerangka berfikir serta sebagai penjelasan tentang masalah penelitian yang menjadi dasar dalam perumusan hipotesis penelitian.

A.   Tinjauan Pustaka

Dalam mengangkat dan mengungkapkan serta memecahkan suatu permasalahan yang dikemukakan, maka perlu teori-teori yang mendukung untuk dikaji atau dijadikan dasar untuk melakukan suatu penelitian. Dengan teori-teori yang dikemukakan tersebut diharapkan dapat memperkuat pemikiran yang menunjang penelitian. Oleh sebab itu, pada bab ini akan diuraikan beberapa teori atau pendapat para ahli yang berkontribusi dengan penelitian.

1.    Tekni Dasar Sepak Takraw

Permainan sepak takraw dimainkan di lapangan yang berukuran 13,40m kali 6,10m yang dibagi dua oleh garis dan net (jaring) setinggi 1,55 m dengan lebar 72cm, dan lubang jaring sekitar 4-5cm. Bola yang dimainkan terbuat dari fiber yang dianyam dengan lingkaran antara 41-43cm.
















Gambar 1 : Lapangan Sepak Takraw dan Bola Fiber (Synthetic Fiber).
Sember : http://www.Sepakraga.com




Permainan sepak takraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di depan lapangan yang dipisahkan oleh net (jaring) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan. Permainan sepak takraw berlangsung tanpa menggunakan tangan untuk memukul bola bahkan bola tidak boleh menyentuh lengan. Bola hanya boleh menyentuh atau dimainkan oleh kaki, pada dada, bahu, dan kepala. Permainan sepak takraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh tekong. sepak mula dilakukan tekong atas lambungan bola oleh pelambung yang diarahkan ke tekong. Pelambung adalah salah satu pemain depan, pada waktu dia melambungkan bola ke arah tekong, tekong harus berada di dalam lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga tekong, pada waktu melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada di dalam lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula. Tekong mengarahkan bola ke daerah lawan melalui atas net (jaring), di lain pihak lawan harus menerima bola itu dan mengembalikan ke daerah lawan. Dalam hal ini mereka diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali.
 Dengan demikian perlulah bahwa seseorang pemain sepak takraw itu banyak berlatih diri menggunakan kaki atau sepakan. Namun tidak berarti bahwa unsur lain atau kemampuan lain tidak perlu atau tidak penting yang dapat diabaikan, faktor-faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi sepak takraw. Salah satu daya tarik yang ditemui dalam permainan sepak takraw adalah terletak pada gerakan Smesh. Smesh merupakan gerakan terakhir dalam gerak kerja serangan, untuk itu perlu dipelajari dan dilatih secara teratur. Menurut Suharno HP (1978:7) “latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mancapai mutu prestasi yang maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, dan berulang-ulang”.
Untuk bermain sepak takraw yang baik, seseorang dituntut mempunyai kemampuan atau keterampilan dasar yang baik. Kemampuan dimaksud adalah menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola dengan kepala (main kepala), dengan dada, dengan paha (memaha), dengan bahu (membahu), dan dengan telapak kaki. Khalim (1996:19) menyatakan ketarampilan undividu yang mendasar dalam permainan sepak takraw adalah : “(1) cara sepak sila, sepak kuda, sepak cungkil, sepak bedek, (2) memaha, (3) menanduk dan mendada”. Sedang menurut Ratinus Darwis (1992:15) kemampuan dasar bermain sepak takraw adalah : “Menyepak dengan menggunakan bahagian-bahagian kaki, memainkan bola dengan kepala (main kepala), memainkan bola sengan dada, memainkan bola dengan paha, memainkan bola dengan bahu (membahu)”
Lebih lanjut Oleh Ismail Tola (1988:10-11) dalam bukunya menyatakan tentang taknik-taknik dasar dalam permainan sepak takraw adalah sebagai berikut :
1)      Sepakan
a)      Sepak sila
b)      Sepak kuda
c)      Sepak cungkil
d)     Telapak kaki


2)      Mengkop
a)      Bagian dahi
b)      Bagian kiri dan kanan
c)      Bagian belakang
3)      Menahan dengan dada
4)      Menahan dengan paha
5)      Menahan dengan bahu

Sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan di atas maka kemampuan untuk melakukan suatu teknik dasar permainan sepak takraw merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tanpa menguasai kemampuan dasar atau teknik dasar, sepak takraw tidak dapat dimainkan dengan baik. Teknik dasar dimiliki dengan baik bila berlatih dengan baik dan kontinyu. Namun tidak berarti bahwa prestasi sepak takraw itu hanya ditentukan oleh pemilik teknik dasar yang baik saja. Faktor-faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi.
Dalam tulisan ini dibahas teknik-teknik dasar permainan sepak takraw seperti yang telah disinggung di atas, meliputi sepakan, heading (main kepala), mendada, memaha, membahu.

a.    Sepakan atau Menyepak

Dalam permainan sepak takraw, menyepak (sepakan) merupakan gerak yang dominan. Dapat dikatakan bahwa keterampilan menyepak itu merupakan ibu dari permainan sepak takraw karena bola dimainkan terbanyak dengan kaki, mulai dari permulaan permainan sampai membuat point atau angka. Di antara kemampuan menyepak atau teknik menyepak itu adalah
1)   Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Sepak sila sering digunakan untuk menerima dan menimang bola atau menguasai bola, mengumpan dan hantaran serta dapat menyelamatkan serangan lawan.
2)   Sepak Kuda
Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan yang dilakukan dengan menggunakan punggung kaki. Sepak kuda digunakan untuk memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang atau keras, menyelamatkan dari serangan lawan, memainkan bola, mengawal atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan bola.
3)   Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan jari kaki atau ujung kaki yang digunakan untuk mengambil dan menyelamatkan bola yang jauh dari jangkauan dan datangnya rendah.
4)   Menapak
Menapak adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki. Menapak digunakan untuk smesh ke pihak lawan, menahan atau memblok smesh pihak lawan, dan untuk menyelamatkan atau mengambil bola dekat di atas net.
5)   Sepak Badek atau Sepak Simpuh
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping. Sepak badek ini dapat pula disebut Sepak Simpuh. Dikatakan sepak simpuh oleh karena menyepak bola sama seperti sikap bersimpuh. Sepak badek digunakan untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari Smesh lawan dan untuk mengontrol atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan.

b.   Heading atau Menyundul

Main kepala atau heading adalah memainkan bola dengan menggunakan kepala. Bola dipukul dengan bagian kepala misalnya dengan dahi, samping kiri kepala, samping kanan kepala, dan bagian belakang kepala. Gunanya ada bermacam-macam, bagian dahi untuk mengumpan pada teman, men-Smesh dan untuk menyerang. Bagian samping kanan dan bagian samping kiri kepala untuk men-Smesh ke pihak lawan. Bagian belakang kepala untuk menyerang pihak lawan dengan tipuan.

c.    Mendada.

Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol bola untuk dapat dimainkan selajutnya.
Teknik Mendada :
a)    Berdiri dengan kedua kaki, salah satu kaki berada di belakang badan dilentingkan sedikit ke belakang, kedua lutut sedikit dibengkokkan.
b)    Pandangan ke arah bola yang datang.
c)    Perkenaan bola dengan bagian tengah dada.
d)   Kedua lengan dibuka dan siku dibengkokkan. Berat badan berada pada kaki belakang.
e)    Bola yang diterima dengan dada yang diarahkan ke atas agar mudah untuk dikontrol.

d.   Memaha

Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola dan menyelamatkan bola dari serangan lawan. Bola dikenakan pada paha di atas lutut, agar bola yang datang dapat memantul. Bola yang dikontrol diarahkan lurus ke atas agar dapat dikuasai lebih lanjut.

e.    Membahu

Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha mempertahan bola dari serangan lawan yang mendadak, di mana pihak bertahan dalam keadaan mendesak dan dalam posisi yang kurang baik.

2.    Teknik Khusus Sepak Takraw

Agar permainan dapat berjalan dan berlangsung dengan baik dan sempurna  pemain dituntut untuk menguasai unsur dasar permainan yaitu teknik dasar sepak takraw. Selain teknik dasar dalam permainan sepak takraw dimaksud di atas seorang pemain itu harus juga memiliki kemampuan khusus. Tanpa memiliki kemampuan khusus atau teknik khusus, permainan sepak takraw tidak mungkin dilaksanakan dengan baik dan sempurna. Kemampuan khusus atau teknik khusus permainan sepak takraw tidak lain adalah cara bermain sepak takraw yang baik dan benar. Bagaimana permainan itu dimulai, setelah permaianan itu dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah bola dikuasai tindakan apa yang harus dilakukan untuk membuat serangan hingga serangan itu mendapatkan hasil yakni nilai atau point buat regunya.
Antara teknik dasar dan teknik khusus permainan sepak takraw sangat erat sekali hubungannya sehingga sukar mengatakan mana yang paling penting. Kedua teknik tersebut saling menunjang, jadi tidak mungkin pemain sepak takraw hanya mampu dan mengausai teknik dasar saja, sedangkan teknik khusus tidak dikuasai. Teknik khusus dalam permainan sepak takraw diantaranya adalah sebagai berikut :
a)    Teknik sepak mula
b)    Teknik menerima bola
c)    Teknik mengumpan
d)   Teknik Smesh
e)    Teknik memblok atau menahan.
Unsur-unsur teknik tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat berhubungan dan perlu dilatih secara teratur dan kontinu di bawah bimbingan pelatih atau Pembina yang menjiwai akan tugas dan profesinya, dengan demikian akan terciptanya pemain sepak takraw yang berkualitas untuk mencapai prestasi yang optimal.

Dengan berkembangnya olahraga sepak takraw diharapkan para pemain mempunyai keterampilan lebih di antara keterampilan khusus yang mereka miliki, misalnya seorang tekong harus dapat melakukan Smesh dan umpan, dan lebih lengkap lagi harus dapat melakukan bloking, demikian juga oleh pemain pada posisi dan fungsi yang lainnya. Dari kelima teknik khusus dalam permainan sepak takraw tersebut, hanya teknik Smesh yang menjadi bahan penelitian ini. Dengan demikian perlu adanya pembahasan yang lebih jelas dan lebih terperinci terkhusu pada smesh kedeng agar dapat membantu memecahkan masalah yang ada.

3.    Smesh Dalam Sepak Takraw

Smesh atau rejam (Istilah Malaysia) adalah gerak kerja yang terpenting dan merupakan gerak yang terakhir dari gerak kerja serangan. Kegagalan melakukan Smesh bola ke lapangan pihak lawan akan memberi peluang kepada peluang pada pihak lawan untuk menyerang balik atau bola mati di lapangan sendiri atau keluar meninggalkan lapangan permainan. Sebaliknya keberhasilan melakukan Smesh dapat menambah angka bagi regu penyerang atau kesempatan memindahkan bola kembali bila pihak lawan yang melaksanakan sepak mula atau servis. Maka sangat diharapkan
bahwa kedua apit itu perlu mempunyai kemampuan yang baik tentang melakukan Smesh, Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa (1992:69) mengemukakan  bahwa : “smesh merupakan serangan yang paling akhir dan serangan paling banyak menghasilkan angka”, maka pemain yang bertindak melakukan Smesh haruslah dapat menempatkan bola atau serangan pada posisi yang sulit dijangkau oleh pemain lawan sehingga pihak lawan tidak bisa menahan atau melakukan balasan serangan.
Bila seorang pemain tidak bisa melakukan Smesh dengan baik maka banyak terjadi bola menyangkut di net maupun keluar dari lapangan pertandingan. Untuk itu perlu adanya penguasaan teknik yang sempurna bagi pemain agar dapat melakukan Smesh dengan baik. Adapun teknik Smesh yang dimaksud menurut Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa (1992:70) adalah sebagai berikut :
a)    Perhatian dipusatkan pada bola.
b)   Jangan ragu-ragu untuk melakukan Smesh, ambillah keputusan yang tepat.
c)    Tentukan ke mana Smesh akan diarahkan.
d)   Melompat dengan ketinggian secukupnya sesuai dengan keperluannya, bila perlu lebih tinggi lagi agar Smeshnyasempurna.
e)    Memukul bola saat lompatan tertinggi.
f)    Waktu Smesh net atau jaring jangan sampai tersentuh.
g)   Mata diarahkan ke bola.

Dalam permainan sepak takraw ada berbagai macam Smesh dengan karakteristik kombinasi penyerangan yang cepat terarah dan berusaha menghindari blockdari lawan. Adapun teknik Smesh yang menggunakan kaki banyak macamnya, menurut Ratinus Darwis (1992:67-70) serangan atau smes dapat dilkukan dengan :
a)    Kepala
-  Dahi
-  Samping kanan kepala
-  Samping kiri kepala
-  Bagian belakang kepala
b)   Kaki
-  Kaki bagian dalam
-  Bagian kura-kura kaki
-  Bagian samping luar kaki
-  Telapak kaki

Selanjutnya Muslim Denny (1999) membagi macam smesh, yaitu “1) smesh gulung, 2) smesh kedeng, 3) smesh gunting, 4) smesh telapak kaki, 5) smesh kepala”.

a.    Smesh Gulung